Pihak RSUD Bima Terkesan Abaikan Permintaan Diagnosa Almarhum Ade Indramawan Dan Keluarga Almarhum Desak Bupati Bima Copot Direktur RSUD Bima
Foto, Keluarga Almarhum, Rihul Rahman,ST dan Almarhum Ade Indramawan.
Bima, NTB, ChanelNtbNews – Masih kelanjutan dari kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian Almarhum Ade Indramawan yang merupakan Staf di RSUD Bima yang belum juga mendapat keadilan
Dalam penanganan kasus tersebut, pihak RSUD Bima tempat Almarhum bertugas, justru terkesan mengabaikan atau tidak proaktif dalam membantu pihak penyidik Pidum Polresta Bima yang menangani kasus kasus ini.
Sebab, pihak RSUD Bima terkesan mengabaikan surat yang dilayangkan oleh pihak penyidik Pidum Polresta Bima yang meminta hasil Diagnonosa Almarhum, untuk kepentingan penyidikan maupun penyelidikan.
Karena sampai saat pihak penyidik Pidum Polresta Bima belum mendapatkan jawaban dari pihak RSUD Bima, Hal itu yang diungkapkan yang disampaikan keluarga Almarhum Ade Indramawan pada awak media, via WhatsApp, Rabu, 24/09/25.
Pihak Keluarga Almarhum, Rihul Rahman menyayangkan pihak RSUD Bima yang terkesan mempersulit proses hukum kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian Almarhum Ade Indramawan
“Padahal Almarhum Ade Indramawan ini merupakan bagian dari RSUD Bima, kenapa kesannya di persulit,” ungkapnya dengan nada curiga
Karena menurutnya pihak penyidik Pidum Polresta sudah satu minggu melayangkan surat kepada pihak RSUD Bima untuk dimintai hasil diagnosa almarhum.
Sebab, sudah satu Minggu berjalan surat yang dilayangkan pihak penyidik Pidum Polresta Bima belum juga direspon oleh pihak RSUD Bima,
“Ini yang dikhawatirkan kami pihak keluarga, belum ditangkapnya terduga pelaku, jangan terduga melarikan diri, menghilangkan barang bukti dan mempengaruhi saksi-saksi.” katanya penuh Prihatin
Sebab sampai saat ini, pihak Penyidik Pidum Polresta Bima belum juga menangkap terduga pelaku yang berkeliaran bebas diluar sana, apalagi terduga merupakan Pengawas RSUD Bima
“Jadi tidak tutup kemungkinan terduga pelaku mengintervensi atau mengintimidasi pihak RSUD Bima, sehingga pihak RSUD Bima mengabaikan permintaan penyidik Pidum Polresta Bima,” tegasnya dengan nada lantang.
Padahal alat bukti CCTV, jelas memperlihatkan terduga pelaku diduga kuat melakukan penganiayaan yang menyebabkan almarhum Ade Indramawan meninggal,
oleh karena itu, Rihul Rahman menduga kuat bahwa terduga pelaku sengaja dibiarkan bebas, agar bisa merencanakan hal-hal yang bisa membatalkan proses hukum Almarhum Ade Indramawan
“Ini sudah nampak indikasi intervensi atau Intimidasi oleh terduga pelaku terhadap pihak RSUD Bima, sehingga pihak RSUD Bima kesannya tidak mengindahkan surat dari penyidik,” bebernya.
Untuk itu, Rihul Rahman mengingatkan kepada pihak penyidik Pidum Polresta Bima, jangan sampai terduga pelaku melakukan sesuatu yang merugikan Almarhum, dalam hal proses hukum ini
“Jadi kami pihak keluarga menduga kuat terduga pelaku sengaja dibiarkan bebas diluar, agar terduga pelaku dengan leluasa merencanakan hal-hal yang dapat membatalkan proses hukum,” ungkapnya serius.
Oleh karena itu, Mantan Ketua DPD KNPI kabupaten Dompu ini mendesak kepada pihak penyidik Pidum Polresta Bima untuk segera menangkap terduga pelaku pengawas RSUD Bima,
“Segera tangkap dan tetapkan terduga pelaku sebagai tersangka,” tegasnya
Untuk itu, Keluarga Almarhum mendesak Kepada pihak penyidik pidum Polresta Bima untuk segera menuntaskan kasus yang menimpa Almarhum Ade Indramawan
‘Kami dari pihak keluarga akan selalu mengawal proses hukum ini sampai tuntas dan melaporkan kepada Kapolda NTB,” tegas mantan aktivis Dompu ini.
Selain itu, Rihul Rahman juga mendesak Bupati Bima untuk segera memberikan sanksi tegas terduga pelaku,” kami minta terduga pelaku pengawas RSUD Bima segera Di pecat, karena bersikap Arogan terhadap Almarhum,” tegasnya
Kemudian mencopot Direktur RSUD Bima, karena tidak proaktif dalam membantu pihak penyidik terkait permintaan Diagnosa Almarhum Ade Indramawan untuk kepentingan penyidikan dan penyelidikan
Sementara Direktur dan Sekretaris RSUD Bima yang dihubungi media via WhatsApp, tidak merespon.
Penulis Tim CNN