Kadistanbun Terima Kunjungan Waka Polres Dompu, Kompol Heru Windiarto, SH, Bahas Persiapan Panen Raya Jagung Ke-2

Foto, Kadistanbun Dompu, Syahrul Ramadhan SP, saat menerima kunjungan Waka Polres Dompu, Kompol Heru Windiarto, SH diruang kerjanya.
ChanelNtbNews, Dompu, NTB – Kepala Dinas Pertanian dan perkebunan Kabupaten Dompu, Syahrul Ramadhan, SP menerima kunjungan Waka Polres Dompu, Kompol Heru Windiarto, SH diruang kerjanya, Jum’at, (07/03/25) kemarin.
Kunjungan sekaligus silaturahmi perdaba Waka Polres tersebut membahas terkait persiapan Panen Raya Jagung yang Ke-2, dalam rangka mensukseskan program swasembada pangan nasional tahun 2025.
Dimana sebelumnya Dinas Pertanian dan perkebunan Kabupaten Dompu bekerjasama dengan TNI/Polri telah sukses melaksanakan kegiatan panen raya jagung yang pertama secara serentak di seluruh Indonesia. Rabu (25/2/2025), beberapa waktu yang lalu.
Kepada Media, Kepala Dinas Distanbun Dompu, Syahrul Ramadhan, SP yang biasa disapa Ori Rao mengatakan pada panen pertama kita sudah ambil di lahan-lahan non eksistim.
Sementara untuk panen Kedua ini, lokasinya kita masih setting di Manggelewa dan berharap puncak Jokowi itu akan terulang kembali dilakukan oleh Polda NTB.
“Mudah-mudahan pak Kapolda bisa hadir pada panen raya jagung ini dan saya akan menyesuaikan sekaligus mungkin louching daerah bebas Narkoba, kami sudah membuat jadwal panen, sampai puncaknya Maret-April,” harap Kadistanbun mengawali penyampaiannya.
Maka, diperkirakan panen itu, dari total luas lahan 68 ribu, dan puncaknya sekitar 30 sampai 32 Ha untuk Maret-April ini dengan luas tanam kita sekarang sudah mencapai 51 sampai 57 ribu,
Tetapi ada yang kurang, kenapa kurang, tidak mencapai target 68 ribu dalam satu tahun?, karena adanya animo masyarakat yang ketergantungan pada aspek pembiayaan,
“KUR itu tidak diluncurkan untuk mereka, kadang-kadang lahan diketinggian itu mereka tidak tanami karena terkendala pembiayaan itu, untuk rencana tanam Kedua nanti, pada bulan Maret atau di awal April,” terang Kadis Cekatan dan Gesitan ini.
Kadistanbun juga mengungkapkan bahwa Kementerian Pertanian ini, tanpa kita sadari telah menggandeng TNI dan Polri sebagai Grup Satgas Pangan dalam menggalakan Swasembada Pangan
“Pola-pola Pertanian di jaman dulu itu, sudah mulai dikembangkan lagi, karena kebutuhan dasar di ranah pertanian sehingga kementerian pertanian ini, mulai bersih-bersih atau berbenah di bagian internalnya,” terangnya.
Lebih lanjut Kadistanbun menjelaskan, Di era Prabowo-Gibran ini, pola itu kemudian kembali dirasionalkan dan diformulasikan, sehingga pendampingan dan pengawalan itu semakin diperketat karena digandengkan dengan TNI/Polri
Bahkan sudah ada pendekatan pembagian komiditi, dimana Padi itu dibantu oleh TNI, sedangkan untuk jagungnya di ranah Polri untuk pengawalan dalam rangka Swasembada Pangan, dan setiap wilayah Kabupaten/Kota di bagi kuota tanggung jawab,
“Jadi kita tidak hanya berbicara, tetapi minimal TNI/Polri lakukan eksennya, dimana TNI/Polri melalui Babinkantibmas dan Babinsa melombakan kegiatan ini di setiap Kecematan,” ungkap Kadistanbun.
Karena pola-pola itu tidak bisa parsial kita lakukan, maka, harus kolaborasi dengan skema gerakan, baik itu benih jagung, regulasi pupuk, Saprodi, termasuk pada potensi airnya dan menyangkut harga
Serta memastikan capaian peningkatan produksi melalui giat bintesifikasi ekstensifikasi dan optimalisasi lahan-lahan marginal maupun peningkatan intensitas tanam.
Maka, Kami dengan TNI/Polri akan sama-sama kawal Program Ketahanan pangan ini, dan kami selaku Dinas tehnis melakukan edukasi kepada petani untuk berproduksi sedangkan TNi/Polri ikut mendampingi dan mengawal.
“Ketika ada celah permainan dengan harga, bermain dengan pupuk palsu, bibit palsu, disitulah peran TNI/Polri,” tandasnya.
Oleh karena itu, Kata Ori Rao, Saya secara pribadi dan kedinasan mengapreasi dan merasa bangga karena sudah ada TNI/Polri yang mendampingi dan mengawal program ini.
“Jangan karena kemitraan tidak seenaknya juga saya menabrak rambu-rambu dan saya akan tetap selalu meminta arahan dari petunjuk, tapi kalau dari aspek tehnis saya kuasai,” kata Ori Rao penuh bijak.
Ditambahkan Ori Rao berharap agar petani tidak panen muda sebelum waktunya dan melakukan pengeringan di atas lantai, biarkan pengeringan di pohon, karena kondisi cuaca ini ekstrim.
“Jangan kita terlalu terpancing dengan Animo masyarakat dengan harga tinggi, mau panen muda, sampaikan dulu umurnya 120 hari, kalau kadar airnya tinggi, gudang sudah buka 55 puluh,” harap Ori Rao penuh prihatin terhadap panen muda Petani.
Diakhir, Ori Rao membeberkan bahwa yang membuat permainan harga ini, karena adanya monopoli satu pembeli ataupun lingkaran yang memonopoli pemasaran
Untuk itu, kami sekarang bergerak bersama TNI/Polri, disamping plus gerakan operasi Pasar ataupun jalan, kami juga membuka peluang Investor luar kita tidak batasi termasuk para vendor-vendor memberikan peluang untuk bermitra.
“Seperti CPI, itu jalinan, begitu juga segar, tidak boleh dia membatasi rumah produksi dari Blitar untuk membeli, sehingga persaingan itu bebas,” ungkapnya
Akan tetapi yang paling penting adalah mengawal kebijakan dan regulasi Pemerintah hari ini yang hadir di kawal oleh TNI/Polri.
Serta didukung oleh NGO, LSM dan wartawan, untuk ikut memberikan, pencerahan, edukasi dan yang paling terpenting petani jangan mudah terpancing.
“Karena Dompu ini, milik kita bersama, tidak ada gunanya saling gesek-gesekan, pola hearing diskusi itu di adatkan oleh adat kita musyawarah dan mufakat, ujar Ori Rao penuh motivasi.
Sementara Waka Polres Dompu, Kompol Heru Windiarto, SH, mengatakan bahwa kunjungan ini, terkait masalah ketahanan pangan, karena mungkin dalam waktu dekat ini kami akan bersinergi bersama Dinas Tehnis untuk mengunjungi para petani,
Karena pada bulan maret dan april adalah puncak panen raya jagung, guna mengantisipasi para tengkulak yang membeli di bawah harga standar pemerintah.
“Dengan adanya penimbunan pupuk, terutama harga jual jagung, karena persoalan harga jagung diributkan, maka kami mengawal dari sisi keamanan nya, agar harga jagung yang di beli Investor tidak menggangu pendapatan masyarakat,” tegas Kompol Heru.
Oleh Sebab itu, berkaca dari peristiwa sebelumnya, jangan sampai masalah harga jual menganggu kamtibmas di masyarakat dengan aksi protes serta rawan penimbunan/ monopoli dan lain-lain.
Apalagi menjelang lebaran sangat mudah penjualan di bawah aturan pemerintah karena kebutuhan akan finansial serta kurangnya edukasi proses transaksi digital.
Oleh karena itu, Kompol Heru berharap jangan sampai program katahanan pangan presiden ini menjadi polemik di masyarakat karena Kabupaten Dompu masih banyak yang perlu di benahi dengan pemerintahan yang baru
“Ada warna baru dengan adanya investor berminat berinvestasi di dompu, tentunya keamanan yang terjamin lebih dulu,” harap Kompol Heru.
Penulis IW